Share |

RENUNGAN

Diposting oleh St. Nicodemus


19 Oktober 2009 07:11

Injil Minggu Biasa XXX tahun B 25 Oktober 2009 (Mrk 10:46-52)

BYAAR! MELIHAT KEMBALI - KE ATAS!

Diceritakan dalam petikan kali ini (Mrk 10:46-52) bagaimana Bartimeus, seorang pengemis buta, ikut berdesak-desakan mengerumuni Yesus yang sedang berjalan lewat Yerikho. Ia berseru minta dikasihani oleh Yesus yang dipanggilnya sebagai "anak Daud", gelar Mesias yang dinanti-nantikan banyak orang itu. Kendati orang banyak menyuruhnya diam, ia terus berteriak dan makin keras. Mendengar itu Yesus menyuruh membawa Bartimeus mendekat untuk di­tanyai ingin apa darinya. Ketika ia minta agar bisa melihat kembali, Yesus mengatakan bahwa imannya telah menyelamatkannya. Saat itu juga Bartimeus dapat melihat kembali dan mulai mengikuti Yesus dalam perjalanannya. Marilah kita tengok terlebih dahulu perihal orang buta dalam Alkitab sebelum mengamati beberapa peristiwa Yesus menyembuhkan orang buta dan menafsirkan kisah Bartimeus ini.

ORANG BUTA DALAM ALKITAB

Orang bisa buta sejak lahir (Yoh 9:1), atau berkurang penglihatannya karena usia lanjut (Ishak dalam Kej 27:1; Eli dalam 1Sam 3:2; Ahia dalam 1Raj 14:4). Di luar itu, kebutaan umumnya akibat penyakit mata yang kasep. Hukum agama dan hukum adat melindungi orang-orang buta (seperti halnya juga janda, musafir, orang sakit, orang miskin, dst.). Ada ancaman keras jangan sekali-sekali menyesatkan atau membiarkan orang buta tersandung (Im 19:14 dan Ul 27:18). Hukum-hukum ini keramat. Tipe orang saleh seperti Ayub bisa berkata sudah menjalankan kebaikan terhadap orang buta (Ayb 29:15).

Kebutaan Saulus (Kis 9) dipakai untuk menyadarkannya bahwa hingga saat itu ia "buta" akan kehadiran Yesus. Selain itu, kebutaan fisik membuatnya kini makin menghargai kebesaran Allah yang mengasihani orang buta seperti dia lewat orang yang mengantarkannya mencari kesembuhan di Damsyik - di sana ia juga menerima baptisan, yang dimengerti secara teologis olehnya nanti dalam Rm 6:5 sebagai ikut mati, dikubur, dan dibangkitkan kembali bersama dengan Kristus.

Kebutaan bisa didatangkan sebagai hajaran kekuatan gaib, misalnya Saulus/Paulus dengan kekuatan matanya menyihir buta seorang nabi palsu bernama Baryesus alias Elimas yang menjalankan praktek santet di Pafos di Pulau Siprus (Kis 13:11). Sambil berdoa Elisa menenung buta sepasukan orang Aram (2Raj 6:8 dst.). Malaikat Allah membutakan mata orang-orang Sodom yang berniat berbuat keji terhadap mereka yang menyamar sebagai tetamu Lot (Kej 19:1). Praktek merusak mata lawan juga dikenal, misalnya orang Filistin mencungkil mata Simson (Hak 16:22), Nebukadnezar membutakan Zedekia (2 RW 25:7).

Kebutaan dapat menggambarkan tipisnya kepekaan rohani, misalnya umat yang tak lagi mengindahkan Allah (Yes 42:18-19), malah pemimpin umat juga buta (Yes 56:10); juga orang yang duniawi belaka pikirannya (2Kor 4:4) atau yang tak berbuat baik kepada sesama (2 Ptr 1:9) dan yang membenci sesama (1Yoh 2:11). Gereja Laodikea dikatakan buta karena tidak menyadari kemerosotan rohani sendiri (Why 3:17). Orang Farisi diibaratkan orang buta menuntun orang buta (Mat 15:14; Luk 6:3).

YESUS DAN ORANG BUTA

Seperti diutarakan dalam Mat 11:5 dan Luk 7:(21-)22, dalam menjawab pertanyaan Yohanes Pembaptis, Yesus menyebut penyembuhan orang buta sebagai salah satu tanda bahwa dirinya itu tokoh yang telah lama dinanti-nantikan orang banyak. Hal ini berhubungan erat dengan gagasan Alkitab bahwa keselamatan datang bagaikan terang bagi orang buta (lihat Mzm 146:8; Yes 29:18; 35:5; 42:16.18; 43:8; Yer 31:8). Tiga kejadian penyembuhan orang buta diceritakan secara khusus dalam Injil-Injil:

Di Betsaida (Mrk 8:22-25; Mat 9:29): Markus melaporkan bahwa orang buta yang diludahi matanya dan ditumpangi tangan oleh Yesus mulai bisa samar-samar melihat kembali dan baru pulih sepenuhnya ketika matanya ditumpangi tangan sekali lagi. Matius mengandaikan pembaca mampu membayangkan tiap tindakan Yesus itu dan hanya melaporkan Yesus "menjamah mata" si buta. Akan tetapi, Matius menekankan orang buta itu ditanya dulu apa sungguh percaya Yesus bisa menolong mereka.

Mengenai peristiwa di Yerikho (Mrk 10:46 dst.; Luk 18:35 dst.; Mat 20:30 dst.) Markus dan Lukas berbicara tentang Bartimeus si buta yang menjadi peminta-minta, tapi entah bagaimana Matius menambahkan orang buta yang lain sehingga penyembuhannya terjadi pada dua orang buta tanpa nama. Boleh jadi ingatan Matius agak rancu dengan peristiwa yang pernah diceritakannya sendiri dalam Mat 9:27-29. Bagaimanapun juga si buta itu, satu atau dua orang, berteriak minta tolong, "Anak Daud, kasihanilah...!" Dan Yesus langsung berbuat sesuatu. Tak perlu heran, menurut adat dan hukum orang buta wajib ditolong (lihat catatan di atas), apalagi kalau yang bersangkutan mengimbau kewajiban keramat Mesias untuk menunjukkan belas kasihan ilahi.

Di Yerusalem (Yoh 9:1-41, orang buta sejak lahir), Yesus meludah ke tanah dan membuat lumpur yang dipoleskannya pada mata orang buta sejak lahir itu lalu menyuruhnya pergi berendam di kolam Siloam dan kembali ke Yesus dan penglihatannya kini beres. Penyembuhan ini terjadi dengan maksud menunjukkan betapa karya Allah nyata-nyata terjadi dalam diri orang buta sejak lahir itu (ay. 3).

Yesus bertindak seperti penyembuh paranormal zaman itu, lengkap dengan gerak-gerik magis-ritual dan penyebutan syarat-syaratnya segala. Injil kadang-kadang merekamnya, kadang-kadang hanya mengandaikan pembaca sudah tahu dan bisa membayangkannya sendiri.

DIALOG IMAJINER DENGAN BARTIMEUS

TANYA: Pak Bartimeus, kenapa kok Anda bersikeras minta tolong kepada Yesus? Apa Anda tidak takut orang banyak yang mengomeli Anda?

BARTIMEUS: Itu hakku, bukan? Yesus itu kan Mesias keturunan Daud, betul kagak? Ia tidak bakal mengingkari kewajibannya kepada orang kayak gue-gue ini. Dan ngapain takut sama orang banyak? Mereka kan tidak bakal berani menjegalku, situ kan ahli Kitab Suci, apa kata Im 19:14 dan Ul 27:18?

TANYA: Okay, Pak. Lain hal, apa yang Anda rasakan waktu Yesus tanya ingin apa darinya?

BARTIMEUS: Wah, dag-dig-dug! Sampai saat itu aku pikir aku ini kena hukuman Allah kayak orang Aram atau orang kota Sodom, atau dukun belang yang kalian kenal dari Kitab Suci. Kebetulan Yesus lewat Yerikho. Dengar-dengar ia mengajarkan Allah itu Bapa yang baik. Ini perkara baru. Tapi kurang jelas apa juga berlaku bagi orang seperti aku ini. Maka mau tanya langsung kepadanya. Tahu-tahunya ia malah nyuruh aku datang mendekat dan bertanya aku mau dia lakukan apa bagiku. Lha, tentu saja gue bilang pe­ngin bisa ngeliat kembali. Saat itu juga rasanya byaar!

TANYA: Omong-omong, persisnya Injil-Injil melaporkan "byaar" Anda itu tadi itu sebagai "saat itu juga ia bisa melihat kembali". Apanya yang "kembali"? Soalnya begini, sabar ya Pak, teks Injil mengatakan Anda itu "ana-eblepse". Lha, "eblepse", aorist orang ke-3 tunggal, artinya "mulai melihat" itu memiliki awalan "ana-" yang mengandung makna "kembali". Jadi, dengan "byaar" tadi Anda mulai bisa melihat hal-hal seperti dulu lagi. Tetapi awalan "ana-" itu juga berarti "ke atas", jadi "ana-eblepse" itu juga "mulai bisa memandang ke atas". Yesus sendiri misalnya ketika hendak memberi makan lima ribu orang dikatakan dalam Mat 14:19 "... menengadah (= ana-eblepsas) ke langit lalu mengucap syukur..." Apa Anda setuju dikisahkan dalam Injil-Injil dengan kata "ana-eblepse" yang sarat dengan dua nuansa itu?

BARTIMEUS: Waduh, waduh, terima kasih diajari Yunani! Memang cerita Injil-Injil itu jitu. Dalam "byaar" tadi rasa-rasanya mulai tampak juga apa yang dilihat Yesus ketika ia menengadah.

TANYA: Lha apa itu?

BARTIMEUS: Situ belum tahu? Kursus kilat Yunani saya balas dengan kursus kilat iman. Yesus bilang sama gue, "Imanmu sudah menyelamatkanmu." Ia tahu saat itu saya "byaar" dan mulai bisa juga melihat yang dilihatnya seperti ketika ia menengadah tadi. Inilah yang dia maksudkan. Aku mulai makin tertarik ikut melihat yang betul-betul dilihatnya, bukan hanya langit saja tapi siapa yang di sana. Karena itu, aku ikuti dia. Tiap hari aku mendengarkan ia bercerita mengenai Bapanya yang ada di surga, yang di atas sana. Maka Mrk 10:52 bilang tentang aku yang mantan pengemis buta ini "lalu ia mulai mengikutinya dalam perjalanannya". Maksudnya, jalan menuju Bapanya - tafsir ini ndak bisa Anda raih dengan eksegese tok lho, karena hanya terjangkau dalam iman yang disebut Yesus tadi. Luk 18:43 mengatakan yang sama ketika bilang tentang diriku "lalu ia mulai mengikuti dia sambil memuliakan Allah". Allah yang makin kupandangi dalam mengikut Yesus.

Pada akhir tanya jawab itu, terbayang Bartimeus berjalan mengikuti Yesus - ia yang tadi buta itu kini menuntun kita semua mulai memahami apa makna mengikuti Yesus dalam perjalanannya. Ia juga bukan peminta-minta lagi, ia bisa memberi banyak. Apa rekan-rekan berkeberatan bila dikatakan perjumpaan Bartimeus dengan Yesus itu justru karena si buta ingin lebih tahu cerita Yesus tentang Bapa­nya yang di atas sana, di surga, dan dalam hubungan ini ia memperoleh kembali penglihatannya?

Salam hangat,
A. Gianto

OMK Nicodemus Sanjaya 12

Diposting oleh St. Nicodemus


OMK Nicsan 12 melakukan Pendalaman Iman lewat KKS
yang dipandu oleh Bpk. Tukidi dan Bpk. Michael M.


OMK Nicsan mencoba melihat dan merefleksikan Bahan Renungan
mengenai perumpamaan tentang seorang penabur( Lukas 8:4-15)
dan seorang tokoh yg. saleh, tegas dan ulet pada diri  Nehemia.
Bagaimana relevansi dan aplikasi nya dalam hidup mereka yg. sekarang


Dan masing masing dari mereka telah membawa benih yg. telah ditaburkan dalam diri
kemudian mereka bertekad untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka sehari-hari
dalam keluarga,lingkungan, gereja dan masyarakat Indonesia.










                                               

Proficiat






Mengapa berdevosi kepada Bunda Maria

Diposting oleh St. Nicodemus

Beberapa dokumen Gereja yang menyebutkan dan menganjurkan devosi kepada Santa Perawan Maria:

Katekismus Gereja Katolik (KGK) 971 menyebutkan: “Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia” (Luk 1:48). “Penghormatan Gereja untuk Perawan Maria tersuci termasuk dalam inti ibadat Kristen” (MC 56). “Tepatlah bahwa ia dihormati oleh Gereja dengan kebaktian istimewa. Memang sejak zaman kuno santa Perawan dihormati dengan gelar ‘Bunda Allah’; dan dalam segala bahaya dan kebutuhan mereka umat beriman sambil berdoa mencari perlindungannya… Kebaktian Umat Allah terhadap Maria… meskipun bersifat istimewa, namun secara hakiki berbeda dengan bakti sembah sujud, yang dipersembahkan kepada Sabda yang menjelma seperti juga kepada Bapa dan Roh Kudus, lagi pula sangat mendukungnya” (LG 66). Ia mendapat ungkapannya dalam pesta-pesta liturgi yang dikhususkan untuk Bunda Allah Bdk. SC 103. dan dalam doa marian – seperti doa rosario, yang merupakan “ringkasan seluruh Injil”
Bdk. MC 42.Vatikan II, Lumen Gentium 69, “Hendaklah segenap Umat kristiani sepenuh hati menyampaikan doa-permohonan kepada Bunda Allah dan Bunda umat manusia, supaya dia, yang dengan doa-doanya menyertai Gereja pada awal-mula, sekarang pun di sorga – dalam kemuliaannya melampaui semua para suci dan para malaikat, dalam persekutuan para kudus – menjadi pengantara pada Puteranya, sampai semua keluarga bangsa-bangsa, entah yang ditandai nama kristiani, entah yang belum mengenal Penyelamat mereka, dalam damai dan kerukunan di himpun dalam kebahagiaan menjadi satu Umat Allah, demi kemuliaan Tritunggal yang Mahakudus dan Esa tak terbagi.”
Kitab Hukum Kanonik, Kan. 1186, “Untuk memupuk pengudusan umat Allah, Gereja menganjurkan agar umat beriman kristiani secara khusus dan dengan sikap seorang anak menghormati Santa Maria selalu Perawan dan Bunda Allah, yang diangkat oleh Kristus menjadi Bunda semua orang; Gereja juga memajukan penghormatan yang benar dan sejati kepada Orang-orang Kudus lain, yang dengan teladannya umat beriman kristiani dibangun serta dengan pengantaraannya umat itu didukung.”
Apostolic Bull dari Paus Pius IX, saat mengeluarkan Dogma Maria Dikandung Tanpa Noda, Ineffabilis Deus, 31, mencantumkan juga anjuran untuk terus berdoa dan menghormati Bunda Maria.
Surat Apostolik Paus Yohanes Paulus II, “Rosarium Virginis Mariae/ Tentang Rosario”, 43, “Saya menganjurkan pada engkau, para saudara dan saudari dalam setiap status kehidupan, kepadamu para keluarga Kristiani, para penderita sakit dan kaum manula dan kepadamu kaum muda: berdoalah Rosario lagi dengan yakin. Temukanlah/ doakanlah kembali Rosario di dalam terang Alkitab, dalam keharmonisan dengan liturgi dan dalam konteks kehidupanmu sehari-hari.”
Surat Ensiklik Paus Leo XIII, Magnae Dei Matris, 29, Rosario yang adalah alat yang dapat membantu mempertahankan iman dan contoh tentang kebajikan ilahi, seharusnya berada di tangan umat Kristiani yang sejati, dan didoakan dan dimeditasikan dengan khusuk.
Surat Ensiklik Paus Pius XII, Ingruentium Malorum, Tentang Mengucapkan Doa Rosario, 11, 12. Umat Kristiani harus dipimpin untuk memahami kebesaran, kekuasaan, dan keistimewaan doa Rosario. Di dalam keluarga, kami mengharapkan agar dibiasakan berdoa Rosario, dan ini agar rajin dilakukan.
Surat Ensiklik Paus Yohanes XXIIi, Grata Recordatio, Tentang Rosario, Doa untuk Gereja,10, Nyalakanlah semangat dengan keyakinan kepada Bunda Perawan Maria, yang selalu menjadi pelindung umat Kristiani dalam kesusahan.
Surat Ensiklik Paus Paulus VI, Christi Matri, Tentang Doa untuk Perdamaian dalam bulan Oktober, 9, 10 menganjurkan agar umat berdoa dengan tekun sepanjang bulan Oktober. Doa Rosario dapat mendatangkan berkat-berkat surgawi. Sejarah telah membuktikan bahwa doa rosario telah sangat berguna untuk mengusir kejahatan, mencegah bencana, dan menjadi bantuan yang besar untuk menunjang kehidupan iman Kristiani.
Surat Wejangan Apostolik Paus Paulus VI, Marialis Cultus, Tentang Devosi Maria, menjelaskan panjang lebar tentang Devosi kepada Bunda Maria, atas dasar Maria sebagai teladan iman, kasih dan persatuan dengan Kristus (bdk. Lumen Gentium 63), yang oleh sikap batinnya Gereja memohon kepada Kristus, dan melalui-Nya menyembah Allah Bapa (bdk. Sacrosanctum Concilium 7). Semoga bermanfaat. [D. Gusti Bagus Kusumawant, Pr]
Catatan dari www.gerejakatolik.net
Dalam iman Katolik, devosi didefinisikan sebagai: praktek-praktek rohani yang merupakan ekspresi yang konkrit bagi keinginan untuk melayani dan menyembah Tuhan dengan melalui objek-objek tertentu, seperti misalnya: misteri Ilahi, orang kudus, benda-benda religius, atau bahkan realitas yang berhubungan dengan Allah. Definisi lainnya menggambarkan devosi sebagai suatu bentuk doa diluar liturgi Gereja yang membantu perkembangan iman umat.


Bulan Rosario

Diposting oleh St. Nicodemus


ROSARIO

Banyak umat Non-Katolik dan termasuk juga sebagian umat Katolik mengira bahwa doa rosario adalah doa kepada Maria. Sesungguhnya doa rosario adalah doa kepada Tuhan Yesus, dengan meneladani intersesi (bantuan doa) Bunda Maria. Didalam doa Rosario Bunda Maria  menemani  didalam doa, merenungkan peristiwa kelahiran, penderitaan, dan kemuliaan Putranya.
Doa Rosario menuntuk suasana yang tenang dimana misteri kehidupan Yesus dapat direnungkan dengan sepenuh hati.

CARA BERDOA ROSARIO 1. Aku Percaya
2. Bapa Kami
3. Salam Putri Allah Bapa, Salam Maria
4. Salam, Bunda Allah Putra, Salam Maria
5. Salam, Mempelai Allah Roh Kudus, Salam Maria
6. Kemuliaan

Ikuti Jalan SalibDoa Jalan Salib

(Kemudian renungkan misteri dari kelompok peristiwa-peristiwa)

Peristiwa-peristiwa Gembira





1.  Maria menerima kabar gembira dari malaikat Gabriel
2.  Maria mengunjungi Elisabet, saudaranya
3.  Yesus lahir di kandang Betlehem
4.  Yesus dipersembahkan di Bait Allah
5. Yesus diketemukan kembali di Bait Allah
Peristiwa-peristiwa Sedih





1.  Yesus berdoa di Taman Getsemany
2. Yesus didera
3.Yesus dimahkotai duri
4. Yesus memanggul salibNya ke gunung Golgota
5. Yesus wafat pada salib
Peristiwa-peristiwa Mulia





1.Yesus bangkit dengan jaya
2.  Yesus naik ke surga
3. Roh Kudus turun atas para rasul
4. Maria diangkat ke surga
5. Maria dimahkotai di surga
Peristiwa-peristiwa Terang





1.Yesus dibaptis di sungai Yordan
2.  Yesus menyatakan diri-Nya dalam pesta pernikahan di Kana
3. Yesus memberitakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan
4. Yesus menampakan kemuliaan-Nya
5. Yesus menetapkan Ekaristi
Tata cara Berdoa Rosario
Dalam nama Bapa…
Aku percaya… (lihat no. 1-2)
Kemuliaan kepada Bapa… (lihat no. 13)
Terpujilah… (lihat no. 20)
Bapa kami… (lihat no. 10-12)

Salam, Putri Allah Bapa. – Salam Maria…(lihat no. 14)
Salam, Bunda Allah Putra, - Salam Maria…
Salam, Mempelai Allah Roh Kudus. – Slam Maria…

Lalu menyusul “Kemuliaan” dan “Terpujilah” seperti diatas.
Kemudian pemimpin membacakan peristiwa-peristiwa dari rangkaian misteri yang dipilih (lihat di bawah). Selanjutnya menyusul Bapa kami, 10 Salam Maria, Kemuliaan, Terpujilan. Lalu menyusul peristiwa kedua dan seterusnya.

Peristiwa-peristiwa Gembira, khususnya selama Masa Adven dan Natal
1. Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel (Luk1:26-38).
2. Maria mengunjungi Elisabet, saudarinya (Luk1:39-45).
3. Yesus dilahirkan di Bethlehem (Luk2:1-7).
4. Yesus dipersembahkan dalam Bait Allah (Luk2:22-40).
5. Yesus diketemukan dalam Bait Allah (Luk2:41-52).

Peristiwa-peristiwa Sedih, khususnya selama Masa Prapaskah dan tiap hari Jumat
1. Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di surga dalam sakratul maut (Luk22:39-46).
2. Yesus didera (Yoh19:1).
3. Yesus dimahkotai duri (Yoh19:2-3).
4. Yesus memanggul salib-Nya (ke Gunung Kalvari) (Luk22:26-32).
5. Yesus wafat di salib (Luk23:44-49).

Peristiwa-peristiwa Mulia, khususnya selama Masa Paskah dan tiap hari Minggu
1. Yesus bangkit dari kematian (Luk21:1-12).
2. Yesus naik ke surga (Luk24:50-53).
3. Roh Kudus turun atas para Rasul (Kis2:1-13).
4. Maria diangkat ke surga (1Kor15:23; DS 3903).
5. Maria dimahkotai di surga (Why12:1, DS 3913-3917).

Peristiwa-peristiwa Terang.
1. Yesus di baptis di sungai Yordan (
Mat3:16-17)
2. Yesus menyatakan diri-Nya dalam pesta pernikahan di Kana (
Yoh2:11)
3. Yesus memberitakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan (
Mat4:17-23)
4. Yesus menampakan kemuliaan-Nya (
Mat17:2-5)
5. Yesus menetapkan Ekaristi (
Mrk14:22-24)

12. Dari Ps no 274
Didakhe 1X : 2-4
D/L Bapa, Engkau kami puji karena santapan kudus, yang Kau bagikan kepada kami dengan pengantaraan Yesus, Putra-Mu.
U Terpujilah Engkau selama-lamanya
D/L Bapa, Engkau kami puji karena kebenaran dan hidup, yang Kausampaikan kepada kami denganpengantaraan Yesus, Putra-Mu.
U Terpujilah Engkau selama-lamanya
D/L Bapa, sebagaimana roti yang kami bagi-bagi ini telah dikumpulkan dari banyak butir gandum yang tersebar di lereng-lereng gunung, sudilah Engkau menghimpun pula umat-Mu dari segala ujung bumi, dan mempersatukan mereka dalam kerajaan-Mu dengan perantaraan penyelamat kami, Yesus Kristus
U Terpujilah Engkau selama-lamanya

Catatan 1:
Setiap kali renungan-renungan itu:
a. Didahului doa Bapa Kami, doa yg diajarkan oleh Yesus sendiri. Diucapkan dengan khidmat
b. Disertai doa Salam Maria, yang merupakan salam dari malaikat Gabriel dan salam dari Elisabet. Diucapkan dengan tenang sebagai pujian, dan diulang 10 kali seperti doa litani.
c. Diakhiri doa Kemuliaan , sebagai permuliaan dan penyembahan kepada Allah Tritunggal.

Catatan 2:
a. Peristiwa-persitiwa Gembira : Pada hari Senin dan Sabtu; pada masa Adven dan Natal.
b.Peristiwa-peristiwa Sedih : Pada hari Selasa dan Jumat; pada masa Puasa.
c.Persitiwa-peristiwa Mulia : Pada hari Rabu, Sabtu dan Minggu; pada masa Paska.
d. Peristiwa-peristiwa Terang : Pada hari Kamis.